Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Harfiandri Damanhuri, Dosen FPIK UBH Diundang di Padang TV
Selasa, 15 Januari 2019 Informasi Kampus

Harfiandri Damanhuri, Dosen FPIK UBH Diundang di Padang TV

Dr. Harfiandri Damanhuri, dosen FPIK Universitas Bung Hatta diundang sebagai narasumber dalam Dialog Sumbar Rancak Bana yang ditayangkan secara langsung pukul 08.30 sampai 09.30 di Padang TV. Adapun topik pembicaraannya, yakni "Paradigma Konservasi Penyu dan Pembangunan Berkelanjutan"

Dalam paparannya, ia menjelaskan bahwa konservasi adalah hal penting dalam menjamin keberlanjutan kehidupan manusia di muka bumi. Ada 3 paradigma konservasi: 1. Paradigma konservasi dengan kebijakan konservasi manajemen dan birokrasi yang sentralistik. 2. Pergeseran paradigma konservasi rasionalisasi dengan kebijakan kuota, tax, serta aspek ekonomi paling menonjol. 3. Paradigma konservasi kesejahteraan dengan kebijakan yang mementing masyarakat, kelompok, dan komunitas di sekitar kawasan konservasi. Semuanya paradigma dan kebijakan adalah ingin menyelamatkan kehidupan manusia di muka bumi dengan segala ekosistem yang dilindungi dan biota-biota yang menghadapi ancaman tekanan dan berada dalam lingkup biota terancam, kritis, dan genting.

Sementara itu, lebih lanjut Harfiandri menyebutnya bahwa pembangunan berkelanjutan mendapat tekanan jika tidak dikelola dan dimanajemen dengan baik. Beberapa yang sudah terancam akibat pembangunan berdampak kepada kehidupan manusia dan lingkungan. Kerusakan ekosistem dan membludaknya biota fitoplanton yang dapat mematikan sebagian ekosistem terumbu karang merupakan sumber ikan dan kehidupan dan keindahan bawah laut. Kemudian, rusaknya hutan yang mengakibatkan banjir yang tidak terkendali, banyaknya limbah pembukaan lahan hutan di pedalaman yang berdampak terhadap erosi sedimentasi. Laut terutama di pintu muara, yang umumnya kawasan estuari, sebagian besar kehidupannya bersumber dari kawasan ini.

Dampak pertanian, banyaknya sawah yang hilang dan tidak produktif serta penggunaan pestisida yang tidak terkontrol berdampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Jadi, pemanfaatan kawasan unik dan endemik di Sumbar dan Indonesia harus dikontrol agar pembangunan berkelanjutan tetap dapat menjadi sahabat baik bagi kehidupan manusia dan biota serta ekosistem terdekat dari pembangunan tersebut, imbuhnya.

Salah satu caranya adalah penetapan, penjagaan, dan pengawasan kawasan konservasi yang dapat berdampak dan meningkatkan hajat hidup masyarakat di sekitarnya. Konservasi dengan pendekatan ekowisata merupakan pemanfaatan kawasan ekosistem dan biota untuk merawat kehidupan dan keberlanjutan. Jadi, kawasan-kawasan konservasi dimanfaatkan dalam menjadi keberadaan biota ekosistem dan genetika serta memanfaatkan nilai ekonomi dari pemanfaatan dan perlindungan kawasan konservasi tersebut. (Rio)