Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Dosen dan Mahasiswa FPIK Talkshow di TVRI Sumbar
Rabu, 09 Januari 2019 Informasi Kampus

Dosen dan Mahasiswa FPIK Talkshow di TVRI Sumbar

Selasa (8/1), dosen dan mahasiswa FPIK Universitas Bung Hatta diundang menjadi narasumber dan peserta untuk mengikuti talkshow pukul 17.00 di TVRI. Diundang tiga orang dosen FPIK Universitas Bung Hatta, Dr. Ir. Eni Kamal, M. Sc., Dr. Ir. Abdullah Munzir, M. Si., dan Dr. Harfiandri Damanhuri, M. Sc.

Dalam kesempatan itu, dibicarakan mengenai konservasi sumberdaya laut, seperti karang dan penyu. Sebagaimana yang diketahui, objek pariwisata yang semakin dinamis ternyata dapat berdampak gangguan terhadap ekosistem laut. Menanggapi hal itu, Dr. Ir. Eni Kamal, M. Sc., berpendapat bahwa tidak semua pulau yang dapat dijadikan objek wisata, terutama di sekitar Pulau Pieh.

Kemudian, Ketua LPPM sekaligus dosen FPIK Universitas Bung Hatta, Dr. Ir. Abdullah Munzir, M. Si., mengatakan bahwa LPPM Universitas Bung Hatta selalu berupaya keras dalam memenangkan hibah Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di KemenristekDikti untuk menggagas transpalansi terumbu karang demi melestarikan ekosistem terumbu karang, sebagaimana yang telah dilakukan di tahun 2017, PKM Konservasi Terumbu Karang (dapat dilihat selengkapnya di https://youtu.be/raDQ0jyk0tA).

Sumatra Barat memiliki potensi sumberdaya laut yang luar biasa. Oleh sebab itu, konservasi pada prinsipnya mempertahankan dan melestarikan sumberdaya dan ekosistem laut. Masyarakat diimbau agar tidak menangkap ikan, apalagi dengan cara yang ekstrem, di zona-zona yang di dasar lautnya terdapat karang yang patut dilestarikan. Konservasi yang efektif pada hakikatnya menjaga fungsi ekosistem, termasuk manggrove. Tidak hanya itu, Dr. Harfiandri Damanhuri, M. Sc., juga berpesan mengingat banyaknya populasi penyu di sekitar Pulah Pieh yang hidup dan bertelur agar tidak diganggu dengan mengambil telur atau membunuh penyu itu untuk dikonsumsi. Saat ini, tradisi berburu penyu mulai menurun seiring dengan pemahaman masyarakat yang mulai dinamis. Masyarakat mulai menyadari bahwa penyu maupun telurnya tidak baik lagi untuk dikonsumsi sebab mengandung zat yang dapat menyebabkan muncul penyakit kanker, imbunya.

(Rio)