Project Site Visit Kuliah Lapangan Teknologi Konstruksi Program Studi Teknik Ekonomi Konstruksi Universitas Bung Hatta

Mahasiswa Teknik Ekonomi Konstruksi (Quantity Surveying) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta mengadakan kegiatan kunjungan lapangan ke Proyek Pembangunan Rumah Sakit Ibnu Sina Padang Panjang, Kamis,25/4/2024. Kunjungan Lapangan dalam rangka memberikan pemahaman langsung k....

Kuliah Lapangan Pelestarian Bangunan & Lingkungan Selalu Bikin Asyik

Sebanyak 30 orang mahasiswa Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Sabtu, 20 April 2024 lalu, kuliah lapangan mata kuliah Pelestarian Bangunan dan Lingkungan. Dr. Jonny Wongso, ST., MT, dosen pengampu kuliah Pelestarian Bangunan dan Lingkungan, menyebutkan....

Rebut Hadiah Jutaan Rupiah, Ikuti Lomba Konten Kreatif Vlog Mahasiswa “A Day In My Life Bung Hatta Muda”

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-43 Universitas Bung Hatta. Panitia penyelenggara menggelar Lomab Konten Kreatif Vlog Mahsiswa dengan tema A Day In my Life Bung Hatta Muda, dengan hadial total sebesar Rp. 3.000.000,-. Ketentuan Lomba 1. Lomba vlog adalah lomba membuat dan mengunggah vlo....

Ikuti dan Rebut Hadiah Jutaan Rupiah, Lomba Literasi Kebunghattaan

Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis ke-43 Universitas Bung Hatta. Panitia penyelenggara menggelar beberapa kegiatan, di antaranya lomba literasi Kebunghattaan, Menulis Esai Tentang Bung Hatta dengan hadial total sebesar Rp. 3.000.000,-. Syarat Pendaftaran: 1. Pendaftaran gratis dan terbuka untuk....

Dies Natalis ke-43 Universitas Bung Hatta

Dies Natalis ke-43 Universitas Bung Hatta Celebrating Togetherness in Transformation towards Accelerating Excellence 20 April 1981 - 20 April 2024 #UniversitasBungHatta #BungHattaMuda #KampusProklamator #PMB2024BungHatta #RaihPendidikanUnggul....

Ucapan Rektor Dalam Rangka Dies Natalis ke-43 Universitas Bung Hatta

Saya Prof.Dr.Diana Kartika, Rektor Universitas Bung Hatta, Atas nama Keluarga Besar Sivitas Akademika Universitas Bung Hatta, mengucapkan Selamat ulang tahun Universitas Bung Hatta yang ke-43. Bapak/Ibu Dosen/Tendik/Mahasiswa dan seluruh sivitas akademika Universitas Bung Hatta, yang saya Hormat....

Senin 23 Agustus 2021 - 12:15:37

Rektor Serahkan SK Perubahan Status bagi Dosen dan Tendik
Rektor Serahkan SK Perubahan Status bagi Dosen dan Tendik
bunghatta.ac.id - Senin (23/8/21), di Ruang Sidang Rektor Kampus Proklamator I, 12 dosen Universitas Bung Hatta secara resmi menerima SK Perubahan Status Kepegawaian yang diserahkan secara langsung oleh Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E., M.B.A.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor I dan Kepala Biro Administrasi Umum. Dari 12 orang dosen yang menerima SK Perubahan Status itu, 10 di antaranya adalah dosen Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) yang berubah status menjadi Calon Dosen Tetap dan 1 orang dosen yang berubah status menjadi Dosen Tetap. Sementara itu, 1 orang lagi dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) berubah menjadi Dosen Tetap.

"Selamat dan sukses kepada para dosen yang menerima SK Perubahan Status. Di samping pendidikan, kinerja penelitian dan pengabdian harus ditingkatkan, termasuk dalam hal menulis proposal dan publikasi di jurnal internasional dan terakreditasi,"ungkap Prof. Dr. Hendra Suherman, M.T., Wakil Rektor I.

Lebih lanjut, Prof. Hendra Suherman mengatakan bahwa kemampuan bahasa Inggris juga mesti ditingkatkan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian.

"Optimalkan upaya peraihan hibah penelitian secara nasional. Dosen wajib melaporkan kinerjanya melalui pengisian EKD yang telah tersedia di sistem. Setiap semester harus ada publikasi, minimal di jurnal terakreditasi Sinta-3,"imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E., M.B.A. menyebutkan bahwa dosen harus meningkatkan kualitas pendidikan (S-3), terutama melanjutkan pendidikan ke luar negeri; meningkatkan jejaring antarperguruan tinggi untuk pengembangan institusi. Keberanian dan keyakinan bahwa kualitas pendidikan didasari oleh tingkat jenjang pendidikan adalah kunci keberhasilan. Perlu kerja sama dan menghidupkan suasana yang kondusif antara dosen dengan lembaga dan lembaga dengan lembaga di luar institusi,"ungkapnya.

Beberapa waktu lalu, Rektor Universitas Bung Hatta juga menyerahkan SK Perubahan Status bagi 20 Tenaga Kependidikan (Tendik) di lingkungan Universitas Bung Hatta, Kamis (19/8/21) . Dari 20 orang tersebut, 4 di antaranya berubah status menjadi Tendik Kontrak, 11 orang Calon Tendik Tetap, dan 5 orang diangkat menjadi Tendik Tetap.

"Semoga dengan diubahnya status kepegawaian bagi para Tendik tersebut, menjadi semakin termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi; optimal dalam pelayanan demi kemajuan institusi,"tutup Rektor, Prof. Tafdil Husni. (*rr)

model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Jumat 20 Agustus 2021 - 23:21:47

Teknik Elektro Universitas Bung Hatta dan Nagari Tabek Tanah Datar, Tingkatkan Kualitas dan Layanan Cagar Budaya  Balairungsari Tabek
Teknik Elektro Universitas Bung Hatta dan Nagari Tabek Tanah Datar, Tingkatkan Kualitas dan Layanan Cagar Budaya Balairungsari Tabek
bunghatta.ac.id - Program Studi Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta luncurkan program KKN Tematik sebagai wujud implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bersama Nagari Tabek Kabupaten Tanah Datar pada Jumat (20/08/21).

Kegiatan tersebut berlangsung di Balairungsari Tabek yang terletak dekat Kantor Walinagari Nagari Tabek. Sekretaris Nagari, Eko Saputra, mewakili Walinagari Tabek Patah H. Krisman Dt. Rajo Nan Kayo dan beberapa staf nagari lainnya.

Tim Universitas Bung Hatta dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerja sama, Dr. Hidayat, S.T. M.T, kemudian Mirza Zoni, S.T., M.T., dan Ir. Cahayahati, M.T. (dosen Teknik Elektro), Tomi Eriawan, S.T. M.T. (dosen Perencanaan Wilayah dan Kota), Zulfadli, S. Kom., M. Sc. (dosen Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan). Ikut serta beberapa mahasiswa dari Prodi Teknik Elektro, Prodi Teknologi Rekayasa Komputer Jaringan (TRKJ), dan Prodi Perencanaan Wialayah Kota.

"Beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan adalah perancangan sistem penerangan dan digital marketing Balairungsari Tabek. Dengan demikian, cagar budaya yang sudah berdiri sejak abad 17 itu bisa lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat. Selain itu, juga akan dibuat peta dasar dan potensi Nagari Tabek Patah,"demikian ungkap Mirza Zoni, koordinator MBKM Jurusan Teknik Elektro.

Ditambahkan oleh Tomi Eriawan, yang sehari-hari mengajar di Jurusan Perencanaan Wilayah Kota, dengan adanya peta dasar dan potensi Nagari, rencana pengembangan nagari akan terstruktur dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang atau tumpang tindih pembangunan. Potensi nagari bisa lebih dikenal oleh khalayak umum di dunia Maya.

"Kami menyampaikan rasa terima kasih pada Universitas Bung Hatta yang telah ikut membantu mengembangkan potensi nagari melalui program KKN Tematik. Memang ini yang kami butuhkan. Mudah-mudahan, sinergitas ini mampu memberikan lompatan nilai yang lebih untuk kedua belah pihak"sebut Eko Saputera, Sekretaris Walinagari Tabek.

Dr. Hidayat, S.T., M.T., juga mengungkapkan bahwa KKN Tematik ini sekaligus bentuk program pengabdian kepada masyarakat bagi dosen, bersama-bersama membangun Nagari sesuai bidangnya. "KKN Tematik ini merupakan kolaborasi dan sinergi antara Perguruan Tinggi dengan nagari sehingga memberi dampak positif pada kedua belah pihak. Bagi mahasiswa, hal ini akan menjadi lahan implementasi atas ilmu yang didapatkan. Sementara bagi nagari, diharapkan menjadi nilai tambah dalam mewujudkan cita-cita masyarakat. Semoga kerja sama ini memberi dampak baik terutama untuk kemajuan nagari mitra,"tutupnya. (*rr)
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Jumat 20 Agustus 2021 - 03:40:41

Reni Yuliviona, Dosen FEB, Resmi Menyandang Gelar Ph.D
Reni Yuliviona, Dosen FEB, Resmi Menyandang Gelar Ph.D
bunghatta.ac.id - Setelah menjalani serangkaian sidang disertasinya di Management Faculty Business and Accountancy, University Industry Selangor, Malaysia, Reni Yuliviona akhirnya resmi menyandang gelar Philosophy Doktor (Ph.D). Reni Yuliviona, Ph.D mengikuti sidang ini secara daring di Ruang Sidang Rektor, Kampus Proklamator I, Universitas Bung Hatta, Rabu (18/8/21).

Di bawah bimbingan main supervisor Dr. Zuraini Alias dan co-supervisor Prof. Dr. Mokhtar Abdullah, ia berhasil menjawab setiap pertanyaan atas risetnya yang berjudul "Mediating Effect of Muslim Tourist Satisfaction in The Relationship Between Islamic Attributes Destination and Experiential Value Toward Revisit Intention in Indonesia".

Berdasarkan hasil risetnya, ia mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh mediasi kepuasan wisatawan Muslim dalam hubungannya antara destinasi atribut Islami dan nilai pengalaman terhadap intensitas kunjungan kembali wisata asing di Indonesia.

Reni Yuliviona, Ph.D berhasil lulus dengan predikat minor corection. Artinya, tidak banyak hal yang diperbaiki atau direvisi atas hasil maupun laporan yang dihasilkannya. (rel)
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Selasa 17 Agustus 2021 - 01:56:02

Dirgahayu ke-76 Republik Indonesia.
Dirgahayu ke-76 Republik Indonesia.
bunghatta.ac.id - Sebagai bangsa, tetaplah menjadi pribadi yang tangguh, meski keadaan sering membelenggu. Musibah terus menderu. Hingga menyebabkan stabilitas nasional terganggu.

Kemerdekaan telah diraih sejak bertahun-tahun lamanya. Tidak ada lagi keterikatan atas hierarkis kekuasaan. Adalah kenikmatan yang luar biasa yang kita rasakan sekarang dan semua itu atas berkat Rahmat Allah Swt., serta jerih payah yang luar biasa dari para pejuang bangsa.

Kemerdekaan yang diwariskan nenek moyang dan para pejuang terdahulu mesti dilanjutkan dengan cara yang arif, berilmu pengetahuan, dan berakhlak mulia.

Mari bersama kita bergandengan tangan; mengimplementasikan kemerdekaan itu mulai dari diri kita sendiri, keluarga, lingkungan, dan sebagainya. Tetaplah menjadi diri yang jujur, sebab orang yang tak jujur pertanda ia belum merdeka.

Sang Proklamator, Bung Hatta pernah bilang,:

"Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman, namun tidak jujur sulit diperbaiki.",

Selamat Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia dan ke-119 Sang Proklamator Bung Hatta.

76 Tahun Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, Merdeka!

#UniversitasBungHatta #BungHatta #BungHattaMuda #HUT76RI #HUT119BungHatta #17an #DaftarKuliah #Viral
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Senin 16 Agustus 2021 - 14:32:54

Prodi Teknik Industri FTI Universitas Bung Hatta: Swasta Pertama di LLDIKTI Wilayah X
Prodi Teknik Industri FTI Universitas Bung Hatta: Swasta Pertama di LLDIKTI Wilayah X
bunghatta.ac.id - Program Studi Teknik Industri, FTI Universitas Bung Hatta merupakan Prodi Teknik Industri swasta pertama di wilayah LLDIKTI X meliputi Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Jambi. Prodi ini pun juga sukses mendapatkan hibah program Centre of Exellent (CoE) MBKM dari KEMDIKBUD dengan seleksi ketat bersama ribuan prodi lain di Indonesia.

Ketua Prodi Teknik Industri, Eva Suryani, S.T., M.T didampingi Dessi Mufti, S.T., M.T mengatakan bahwa lulusannya memiliki kemampuan dan kompetensi teknis dalam menganalisis masalah dan merancang sistem terintegrasi dengan menerapkan keterampilan matematika, science dan teknik untuk menghasilkan produktivitas di industri barang/jasa modern dan industri lainnya di era digital.

"Lulusan Teknik Industri juga mampu bekerja dalam tim dengan menerapkan keilmuannya dalam menghasilkan konsep barang dan jasa yang kreatif dan inovatif. Kemudian memiliki kemampuan memeriksa dan memahami masalah-masalah sosial, lingkungan, dan etika sosial dengan menerapkan bakat dan potensi dengan prinsip kejujuran, pelayanan, dedikasi, disiplin dan rasa tanggung jawab berdasarkan nilai-nilai Kebunghattaan di industri barang dan jasa,"ujarnya.

Selain itu, lulusan Teknik Industri FTI Universitas Bung Hatta juga memiliki dasar untuk melanjutkan studi atau pascasarjana; memiliki keterampilan dan pengalaman berkarier di berbagai organisasi, industri barang dan jasa, konsultan, pendidik, peneliti, teknopreneur, dan profesi lainnya.

Kemudian, Program Studi Teknik Industri FTI Universitas Bung Hatta telah terakreditasi B. Prodi ini memiliki fasilitas ruang belajar yang nyaman, ber-AC, laboratorium, wifi serta kurikulum Revolusi Industri 4.0 berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Tenaga pengajarnya adalah dosen berprestasi dengan background akademisi dan profesional, lulusan dari kampus nasional dan internasional. Universitas Bung Hatta juga tengah menuju pelayanan mutu pendidikan berstandar internasional melalui akreditasi IABEE dan terdapat program magang bersertifikat di industri besar serta peluang kerja dan jaringan alumni yang luas,"imbuhnya.

Ia menambahkan, program pembelajaran berorientasi pada pengembangan kreativitas mahasiswa yang sangat mendukung untuk berkarier di industri produk dan jasa skala nasional serta internasional, menjadi PNS, karyawan Swasta, maupun entrepreneur.

Mahasiswa Prodi Teknik Industri dikatakannya juga dibekali dengan program pengembangan karakter dan nilai-nilai kebunghataan seperti santun, jujur, dan disiplin.

"Prodi Teknik Industri merupakan program studi kompetitif dengan penguasaan ilmu berbasis integrated sistem dan punya peluang tinggi untuk mendapatkan berbagai sertifikasi keahlian seperti K3, Quality Control. Kemudian juga memiliki banyak program pembelajaran berbasis proyek.

Program Teknik Industri juga memiliki kerja sama dalam hal student exchange (pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri) dan magang bersertifikat di industri serta mendapatkan hibah MBKM dari Kemendikbudristek RI.

Ia menambahkan, untuk fasilitas pendidikan, FTI Universitas Bung Hatta memiliki ruang kelas yang berproyektor, laboratorium, fisika dasar, sistem produksi, proses produksi, komputer industri, perencanaan tata letak pabrik sistem kerja dan ergonomi, statistik serta perpustakaan. Sedangkan untuk kerja, Prodi Teknik Industri Universitas Bung Hatta telah menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dan universitas, baik dalam maupun luar negeri.

"Beberapa kerja sama yang telah dilakukan, yaitu dengan pemda dan institusi, Saga University, Gifu University, UHTM Malaysia, UKM Malaysia, FTI UPN Jogja, Universitas Jayabaya, ITENAS, Universitas Andalas, FT Untirta. Kemudian , juga berbagai perusahaan, seperti PT Hydrotamaris, PT Semen Padang, PT Kunango Jantan, PT Incasi Raya Group, dan Pertamina,"tutupnya. (*rr)

Foto: klikpositif.
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Minggu 15 Agustus 2021 - 11:22:56

Dosen UBH Ciptakan Inovasi Olah Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Tambah Berbasis Konsep 'Zero Waste
Dosen UBH Ciptakan Inovasi Olah Limbah Ikan Menjadi Produk Bernilai Tambah Berbasis Konsep 'Zero Waste
bunghatta.ac.id - Di Kelurahan Pasia Nan Tigo, terdapat Unit Pengolahan Ikan yang dijadikan sentra pengolahan ikan di Kota Padang yang sering disebut dengan Sentra Pengolahan Perikanan Pasia Nan Tigo (SP3N) yang didirikan semenjak tahun 2012. Pengolahan ikan yang dominan dilakukan di Unit Pengolah Ikan SP3N adalah pengolahan ikan teri dan masih bersifat tradisional. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang pengolahan produk perikanan membuat masyarakat hanya terfokus pada ikan. Pada saat ikan hasil tangkapan nelayan melimpah, terkadang ikan-ikan tersebut dibiarkan begitu saja, tidak diolah. Begitu juga abu atau sisa-sisa ikan kering yang patah, ditumpuk saja dalam karung di ruangan gudang sehingga ikan tersebut banyak yang dimakan oleh binatang pengerat, seandainya dijualpun harganya sangat murah.

Mencermati hal itu, Tim PKM Universitas Bung Hatta yang terdiri atas Dr. Ir. Yusra., M.Si (dosen FPIK Universitas Bung Hatta); Dr. Maria Ulfah, ST., M.T (dosen Teknik Kimia Universitas Bung Hatta); dan Dessi Mufti, S.T., M.T (dosen Teknik Indutri Universitas Bung Hatta) melakukan inisiasi. Dalam kegiatan ini, juga dibantu oleh Sindy Gemaeka Putri. S.Pi, Andika Saputra. S.Pi dan Richi Erlini S.Pi yang ketiganya merupakan alumni dari FPIK UBH.

“Kegiatan PKM ini dimulai dengan sosialiasi tentang limbah, limbah B3, peraturan tentang baku mutu air limbah pengolahan ikan, dampak dari limbah yang dibuang di sekitar tempat pengolahan perlunya proses pengolahan limbah, pentingnya penerapan konsep produk bersih (clean production), dan prinsip zero waste pada proses pengolahan ikan,”demikian disampaikan Dr. Ir. Yusra., M.Si.

“Selanjutnya dilakukan pelatihan tentang pembuatan pupuk organik cair (POC), pembuatan tepung ikan, petis dan mpek-mpek ikan. “Kami juga melakukan pelatihan tentang bagaimana aplikasi POC pada tanaman sayur bayam dan cesim, hingga pemanenan dan pengemasan dari sayur”imbuhnya.

Lebih lanjut, menurut Yusra, banyak pengolah yang hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga sehingga kurang produktif. Oleh karena itu, kami mengajak ibu-ibu pengolah tersebut untuk lebih produktif dengan belajar mengolah ikan dengan konsep zero waste atau dengan memanfaatkan limbah ikan menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Pada kesempatan kali ini, Tim PKM menggunakan air limbah pencucian ikan yang biasanya dibuang menjadi pupuk organik cair dan diaplikasikan untuk tanaman sayur bayam dan cesim. Ikan yang kurang bernilai ekonomis penting diolah menjadi tepung ikan, petis ikan dan mpek-mpek ikan dengan melalui serangkaian proses tertentu.

Kegiatan PKM ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat pengolah bagaimana cara meminimalisir limbah yang berasal dari SP3N. Selain itu, pupuk organik cair yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk bercocok tanam ibu-ibu nelayan pengolah ikan dalam skala rumah tangga seperti menaman sayuran di pekarangan seperti bayam, cesim dan pakcoy sehingga dapat mengantisipasi penggunaan pestisida dan pupuk kimia.

Selain untuk dikonsumsi sendiri, tanaman sayur yang nantinya dihasilkan juga dapat dijual yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga, terutama pada saat produksi ikan menurun. Selanjutnya, pembuatan tepung ikan juga bertujuan selain untuk meminimalisir limbah organik padat juga tepung ikan bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi. Biasanya, nelayan hanya menjual ikan kering yang patah dan abu ikan dengan harga Rp 1000/kg. Dengan diolah menjadi tepung ikan, tepung ini bisa dijual dengan harga Rp. 15.000/kg. Air perebusan ikan yang biasanya dibuang begitu saja, bisa diolah menjadi petis ikan, sehingga nantinya dapat menjadi alternatif mata pencarian ibu-ibu yang diharapkan juga dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga.

Kegiatan ini sangat mendapat respon positif dari pengolah ikan, penyuluh perikanan dan Kepala UPT Sentra Pengolahan Perikanan Pasia Nan Tigo (SP3N). Respon dari pengolah dapat dilihat dari partisipasi dan keaktifan mereka dalam bertanya saat sosialisasi dan ketika proses pengolahan ikan berlangsung.

Selama kegiatan pengabdian kemitraan masyarakat itu, Yusra didampingi Maria Ulfah dan Dessi Mufri mengaku bahwa pengetahuan masyarakat tentang pengolahan limbah pengolahan ikan masih rendah. Biasanya, air pencucian ikan dibuang saja ke parit-parit yang ada disekitar SP3N, sehingga terkadang menimbulkan bau yang kurang sedap. Dari segi pengolahan air limbah, di kawasan SP3N belum tersedia sarana pengolahan air limbah sehingga sebagian air limbah dibuang melalui sarana saluran air hujan (drainase) yang mengalir langsung ke sungai atau laut.

Pemerintah sudah membuat sarana penampungan air limbah namun tidak memadai untuk menampung air limbah yang dihasilkan. Sebenarnya dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2014, sudah ada parameter dan batasan nilai dalam air limbah, juga secara umum mengatur tentang kewajiban setiap usaha/kegiatan dalam hal pemeliharaan lingkungan, termasuk kegiatan pengolahan ikan.

“Alhamdulillah dengan pelatihan serta penyuluhan diharapkan dapat memberi hasil yang berkualitas sehingga inovasi pengolahan limbah dapat dilakukan bersama-sama dengan pelaku usaha perikanan,”kata Yusra.

Penerapan prinsip zero waste pada perikanan adalah suatu usaha memanfaatkan dan menggunakan teknologi terintegrasi untuk mengurangi dampak negatif dari limbah. Beberapa manfaat dan keuntungan penerapan prinsip zero waste adalah : (1) meningkatkan produktivitas, (2) mengatasi pencemaran lingkungan, serta (3) meningkatkan
pendapatan dan efisiensi.

Para dosen ini berharap pelatihan ini terus berkesinambungan, sebab, ini bagian dari realisasi salah satu dalam amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi diinisiasi atas kerja sama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Bung Hatta dengan Kementrian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) 2020/2021.

“Kami para pengabdi sangat mengharapkan permasalahan terkait limbah pengolahan ikan teri di SP3N dapat dipecahkan. Kami berharap kawasan Pasia Nan Tigo dapat dijadikan sebagai pusat teri di Kota Padang dan Sumbar,”tutupnya. (*rr)
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Sabtu 14 Agustus 2021 - 05:12:44

Rektor Resmi Melepas 1509 Mahasiswa KKN TMB Covid-19 Turun ke Lapangan
Rektor Resmi Melepas 1509 Mahasiswa KKN TMB Covid-19 Turun ke Lapangan
bunghatta.ac.id - Sabtu (14/8/21), Rektor Universitas Bung Hatta, Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E., M.B.A., secara resmi mengutus 1509 mahasiswa KKN TMB Covid-19 untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor I, Wakil Rektor III, para dekan, koordinator dosen pembimbing lapangan, dosen pembimbing, dan mahasiswa perwakilan masing-masing kelompok. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring via Zoom.

Dalam sambutannya, Rektor Tafdil Husni menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan KKN TMB Covid-19 ini masing-masing mahasiswa ditugaskan untuk berperan aktif di tengah masyarakat sesuai dengan bidang ilmunya, terutama dalam konteks pandemi Covid-19. Tentu, dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ketat, mahasiswa KKN TMB Covid-19 tahun ini diharapkan dapat mengimplementasikan pengalaman belajar di dalam kelas bagi masyarakat di tempat ia tinggal.

"Mahasiswa diharapkan dapat membaur dengan masyarakat untuk menjalankan proker sehingga akan terwujud kesejahteraan masyarakat di tengah Pandemi Covid-19 yang masih belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Di samping itu, program Kampus Merdeka-Merdeka Belajar secara langsung telah terimplementasi melalui program kerja yang dijalankan oleh setiap mahasiswa sesuai dengan bidang keahliannya. Kemudian, mahasiswa Universitas Bung Hatta mesti menjaga nama baik almamater tercinta dengan berperilaku dan etika yang lazim ketika di lapangan nanti,"imbuhnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Pengelola KKN-TMB Covid-19 Universitas Bung Hatta, Indra Khaidir, S.T., M. Sc., bahwa esensinya, dalam pelaksanaan KKN tahun ini, mahasiswa menjadi penggerak masyarakat di nagari atau tempat mereka tinggal melalui program kerja yang telah disusun melalui arahan dosen pembimbing lapangan. Artinya, pelaksanaannya mesti berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa bekerja di lapangan bukan sebagai tenaga kerja, melainkan sebagai pemikir yang mampu menggerakkan masyarakat untuk bangkit di tengah kondisi buruk terhadap ekonomi, sosial, pendidikan, dan sebagainya akibat wabah Covid-19. Di samping itu, dengan asas kekeluargaan dan kedekatan antara masyarakat dengan mahasiswa, diharapkan program kerja akan menjadi lebih lancar manakala mahasiswa telah memiliki hubungan emosional yang kuat dan baik dengan masyarakat tempat ia tinggal. Melalui perangkat desa, rukun tetangga, rukun warga, dan seterusnya, mahasiswa harus mengoptimalkan fungsi komunikasi dan kemampuan personalnya di tengah masyarakat.

"Pengelola, Koordinator DPL dan DPL hanya fasilitator atas program yang akan dilaksanakan mahasiswa,"tambahnya.

Mahasiswa mesti memahami mekanisme KKN TPM COVID-19, mengasah hardskill dan softskill, mampu memiliki program berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat, pemanfaatan IT untuk menjalankan program. Di lapangan nanti, kompleksitas program kerja mahasiswa mesti setara dengan tupoksi S-1.

Mahasiswa harus bisa membaur dengan masyarakat dan menggali potensi nagari atau daerah bersama masyarakat. Peran mahasiswa sebagai garda terdepan harus mampu tampil di masyarakat. Inilah sarana manifestasi dalam pembentukan karakter mahasiswa. Pemantauan DPL terhadap mahasiswa dilaksanakan secara daring. Dalam pelaksanaannya, diharapkan ada kesesuaian ilmu dari mahasiswa di prodi dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi Pandemi Covid-19. (*rr)
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Jumat 13 Agustus 2021 - 23:47:24

Tingkatkan Akademik Mahasiswa, Prodi Teknik Kimia Gelar Workshop MBKM
Tingkatkan Akademik Mahasiswa, Prodi Teknik Kimia Gelar Workshop MBKM
bunghatta.ac.id - Kamis (12/08/2021), Program Studi (Prodi) Teknik Kimia FTI Universitas Bung Hatta sukses menyelenggarakan workshop Penyelarasan Kurikulum Revolusi Industri 4.0 dengan Program MBKM. Acara ini diadakan secara Dalam Jaringan (Daring) via Zoom.

Sebagai narasumber, diundang Prof. Dr. Eng. Reni Desmiarti, S.T., M.T., Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Bung Hatta serta Prof. Ir. Yazid Bindar, M. Sc., Ph.D, Dosen Teknik Kimia dan Teknik Bioenergi dan Kemurgi Institiut Teknologi Bandung (ITB). Turut hadir pula beberapa dosen dari perguruan tinggi lain di Indonesia dan mahasiswa Prodi Teknik Kimia Universitas Bung Hatta. Acara ini dimoderatori oleh Ketua Prodi (Kaprodi) Teknik Kimia, Dr. Firdaus, S.T., M.T.

"Prodi Teknik Kimia Universitas Bung Hatta akan berfokus pada tiga program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program yang akan diikuti oleh Prodi Teknik Kimia adalah program student exchange (petukaran mahasiswa), melaksanakam magang di industri, dan proses pembelajaran berbasis proyek,"ungkap Prof. Reni Desmiarti.

Lebih lanjut, Prof. Reni Desmiarti mengatakan bahwa untuk program student exchange, mahasiswa akan tempatkan ke universitas lain di Indonesia. Di samping itu, Universitas Bung Hatta juga bisa bekerja sama untuk melaksanakan riset bersama dengan universitas lain dalam hal proyek penelitian. Untuk program magang, mahasiswa melaksanakan tugas di dunia industri sehingga bisa bekerja sama baik dengan industri tersebut.

Yazid memaparkan, pelaksanaan program MBKM diharapkan meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa. Mahasiswa mesti mampu menyelesaikan persoalan yang ada di masyarakat.

"Program MBKM bertujuan untuk agar mahasiswa mampu mengimplementasikan dan mempraktikkan pembelajaran dalam kelas sehingga tidak semata teori yang diperoleh mahasiswa. Diharapkan dari program MBKM ini, mahasiswa mampu menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat melaui riset, inovasi dan mampu memprediksi hasil penilitian tersebut,"imbuhnya.

Lisa Aprilia, mahasiswi Prodi Teknik Kimia angkatan 2019 yang turut mengikuti kegiatan tersebut menyampaikan dukungan terhadap program MBKM yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbud-ristek) ini. Dengan adanya program MBKM ini, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan akademik dan memperluas relasi.

"Kami mahasiswa Teknik Kimia sangat mendukung adanya program MBKM ini. Program ini memberikan kesempatan pada mahasiwa untuk mengembangkan kemampuanya di bidang akademik serta menambah relasi. Banyak kelebihan yang di berikan oleh program ini, salah satunya memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk praktik langsung ke dunia kerja dan ke masyarakat yang memberikan keleluasaan untuk berkuliah di luar instansi,"ungkap Lisa.

Senada dengan Lisa, Nefpi Despita Sari, mahasiswi Prodi Teknik Kimia angkatan 2019 menyampaikan bahwa program MBKM ini memiliki pilihan bagi mahasiwa dalam meningkatkan kemampuan kompetensinya. Nefpi juga menyoroti adanya kekurangan di program MBKM harus di perbaiki.

"Adanya program MBKM ini dapat memberikamn kesempatan pada kita untuk kuliah secara merdeka dalam meningkatkan kompetensi berupa soft skill dan hard skill. Hal ini bertujuan untuk menyiapkan pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian baik. Tapi, ada kekurangan yang harus diperbaiki pada program ini yaitu, belum terencana dengan baik. Kami berharap, program ini dirancang dan dipersiapkan dengan baik sehingga luaran yang diharapkan sesuai dengan apa yang direncanakan,"ucap Nefpi. (*rr)

Diolah dari sumber:
https://wawasanproklamator.com/berita/3224/prodi-teknik-kimia-gelar-workshop-mbkm-guna-tingkatkan-akademik-mahasiswa.html
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Jumat 13 Agustus 2021 - 05:13:45

Sosialisasi LKD BKD bagi Dosen FKIP Universitas Bung Hatta
Sosialisasi LKD BKD bagi Dosen FKIP Universitas Bung Hatta
bunghatta.ac.id - Jumat (13/8/21), dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Bung Hatta mengikuti sosialisasi "Pelatihan Penggunaan Aplikasi SISTER untuk Pembuatan LKD-BKD Dosen" yang diselenggarakan secara daring via Zoom.

Sebagai narasumber dari kegiatan ini, diundang Reri Anton, S.T., M.M., sub Koordinator Diktendik LLDikti Wilayah X dan Eri Suryadi, S.P., operator sister LLdikti Wilayah X.

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pimpinan fakultas, prodi, dan dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

"Seiring dengan dinamika perkembangan teknologi dan inovasi dalam dunia pendidikan, tentu perlu reinformasi dan sosialisasi terhadap pelaporan hasil kinerja dosen, baik dari segi pendidikan, pengabdian, penelitian, unsur penunjang. Oleh sebab itu, kegiatan ini penting dilakukan,"ungkap Dekan FKIP Universitas Bung Hatta, Drs. Khairul Harha, M. Sc.

Para peserta yang mengikuti sosialisasi diberikan pemahaman tentang matrik pedoman operasional beban kinerja dosen, komponen kegiatan dosen dalam BKD 2021, yang mencakup semua kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi; unsur, sub-unsur, dan kegiatan sesuai dengan PO PAK; jumlah kegiatan tiap sub-unsur; serta kontribusi pada pencapaian IKU PT. (*rr)
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Jumat 13 Agustus 2021 - 00:18:49

Karena Kasih Sepanjang Jalan
Karena Kasih Sepanjang Jalan
bunghatta.ac.id - Tahun baru 1908, Mohammad Hatta datang dari sekolah dengan menimang sebuah kapal-kapalan dari kaleng bekas-hadiah tahun baru dari Sinterklas di sekolahnya. Sepulang sekolah, ia mengajak sahabatnya, Rasjid Manggis, melayarkan kapal kecil itu di tebat kecil sembari menunggu jam mengaji di surau Inyiek Djambek tiba. Di hari yang lain, waktu lowong Hatta diisi dengan menyepak bola rotan.

Kapal-kapalan dan bola rotan adalah mainan yang membuat Hatta begitu riang di masa kecil. Selebihnya, hari-hari Hatta adalah belajar. Sejak berumur lima tahun, siang hari ia belajar di Sekolah Melayu Paripat dan les bahasa Belanda pada Tuan Ledeboer di waktu petang.

Alhasil, Hatta tak menemukan kesulitan ketika ia akhirnya bersekolah di Europeesche Lagere School, sekolah dasar khusus untuk anak-anak Belanda, di Bukit Tinggi. Orang-orang tua di Bukit Tinggi menyebut dia anak cie pamaenan mato, anak yang pada dirinya terpendam kebaikan dan perangainya mengundang rasa sayang. Ayahnya, Syekh Muhammad Djamil, meninggal tatkala ia bayi berusia delapan bulan, tapi Mohammad Hatta tak pernah kehilangan kasih sayang. Ia tumbuh dalam buaian ibu, kakek, nenek, dan paman-pamannya.

Nenek Aminah yang keras mengajarkan keteguhan hati, sedangkan Kakek Ilyas Baginda Marah mendidik Hatta prinsip-prinsip dasar perniagaan. Bersekolah di sekolah dasar Belanda, setiap pagi Hatta diantar dengan kereta bendi milik kakeknya. Setamat sekolah di Padang, pertengahan Juni 1919, Hatta berangkat ke Betawi. Di sanalah untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Mak Etek Ayub, pamannya.

Pria ini memainkan peranan penting dalam kehidupan sang keponakan. Ayub adalah perantau dari Bukit Tinggi. Ayahnya, Rais, seorang saudagar barang hutan di Payakumbuh, sahabat Ilyas Baginda Marah, kakek Bung Hatta.

Di Betawi, Ayub mula-mula bekerja sebagai juru tulis seorang pedagang bangsa Jerman. Karena rajin, dia diangkat anak oleh sang majikan, bahkan diajari cara berdagang. Dan di kemudian hari, Ayub tumbuh menjadi seorang saudagar besar tapi hidupsederhana. Ia memimpin Malaya Import Maatschappij dan Firma Djohan Djohor, yang menjadi buah bibir pribumi, toko-toko ternama karena aksi jual murahnya yang memaksa toko-toko Cina di Pasar Senen, Pasar Baru, dan Kramat menurunkan harga barang.

Suatu sore di akhir Agustus 1919, Hatta mendatangi kantor Ayub di kawasan Patekoan. Saat itulah, Ayub menyatakan akan membiayai Hatta selama di Jakarta.

"Uang sekolah dan belanja Hatta di sini Mak Etek yang tanggung. Jangan menyusahkan bagi orang di rumah," kata Ayub. Sejak saat itu, Mak Etek Ayub memberikan uang belanja kepada Hatta sebesar 75 gulden sebulan.

Jumlah ini jauh melebihi yang diperlukan anak muda itu sehingga uang kiriman dari kampung disimpannya di Bank Tabungan Pos. Mak Etek Ayub pula yang memperkenalkan Hatta pada buku.

Suatu sore di akhir Agustus, Ayub membawa Hatta ke toko buku di kawasan Harmonie. Ia membeli tiga buku tentang sosial dan ekonomi: Staathuishoudkunde
karangan N.G. Pierson, De Socialisten yang disusun H.P. Quack, dan Het Jaar 2000 yang ditulis Belamy.

"Inilah buku-buku yang bermula kumiliki yang menjadi dasar perpustakaanku," tulis Bung Hatta di kemudian hari.

Pada Maret 1921, Hatta pindah dari tempat kos ke rumah baru Mak Etek Ayub di kawasan Tanah Abang. Di rumah ini, Hatta diberi dua kamar: satu untuk tidur, satu untuk ruang kerja. Pada Mak Etek Ayublah Hatta mulai belajar cara berdagang. Bisnis Mak Etek Ayub, menurut Hatta, adalah "dagang waktu". Ia berdagang dengan cara spekulasi harga: meminjam sekarung lada kepada seorang pedagang lain, menjualnya ke pasar, lalu tiga bulan kemudian ia mengembalikan sekarung lada juga kepada pedagang itu dengan harga berapa pun. Pada perbedaan harga dulu dan tiga bulan kemudian inilah letak untung-rugi Mak Etek Ayub.

"Dalam dagang waktu ini, Mak Etek Ayub seperti punya indra keenam. Ia selalu mencetak untung," kata Hatta.

Suatu ketika, Hatta menyaksikan Mak Etek Ayub sukses mencetak untung 10 ribu gulden dalam tempo 15 menit saja. Hatta tercengang ketika Ayub menawarkan seluruh keuntungan itu kepadanya. "Uang ini Hatta ambil sajalah, simpan di bank. Pakai untuk membiayai pelajaranmu ke Rotterdam," kata Mak Etek Ayub.

Tapi Hatta tidak serta-merta menerima. "Lebih baik Mak Etek perputarkan saja uang itu dulu. Hasilnya tentu lebih banyak,"kata Hatta.

Di kemudian hari, Hatta amat menyesal tidak segera mengambil uang itu: beberapa bulan sebelum Hatta ke Belanda pada 1921, Mak Etek Ayub dinyatakan pailit karena piutangnya yang tidak tertagihkan pada saudagar lain. Gara-gara pailit, Ayub mendekam enam bulan dalam tahanan pemerintah Hindia Belanda. Dari balik jeruji penjara, Ayub berpesan agar Hatta tetap meneruskan pelajarannya ke Negeri Belanda.

"Biarlah, aku beristirahat sebentar di sini. Aku gembira sekarang Hatta sudah dapat berangkat ke Rotterdam,"kata Mak Etek Ayub.

Maka, dengan meninggalkan Mak Etek Ayub dalam tahanan, Hatta berangkat ke Belanda. Selama 11 tahun, Hatta bergulat dengan berbagai aktivitas pergerakan di negeri Belanda, termasuk memimpin organisasi pelajar dari Tanah Air di Eropa, Perhimpunan Indonesia. Pada Juli 1932, setelah sempat mengenyam ruang tahanan di Belanda, Hatta kembali ke Tanah Air.

"Ia menjadi orang yang dihindari oleh banyak orang. Mereka takut dianggap dekat dengan Hatta oleh penjajah," kata Meutia Farida Swasono, putri sulung Hatta.

Tapi Ayub mengesampingkan semua itu.
Ia menyambut kedatangan Hatta di bawah intaian para mata-mata pemerintah Hindia Belanda. Mak Etek Ayub juga menawarkan posisi sekretaris direksi di perusahaannya, Malaya Import Maatschappij, kepada anak angkatnya yang baru selesai studi di Belanda itu. Tapi Hatta memilih berkutat di dunia pergerakan dengan memimpin Pendidikan Nasional Indonesia. Sekitar bulan Desember 1932, Hatta terlibat dalam polemik dengan Sukarno. Selama tiga bulan debat mereka mengisi petak-petak koran Daulat Ra'jat, Menjala, Api Ra'jat, dan Fikiran Rakjat. Waktu Hatta benar-benar tersita untuk itu.

"Apakah dapat kukurangkan ketegangan ini jika aku tinggal di rumah?"Hatta bertanya kepada dirinya sendiri. Lagi-lagi Mak Etek Ayub menjadi penawar bagi kegusaran Hatta. Saudagar itu mengajaknya ikut serta dalam satu kunjungan bisnis ke Jepang. Dengan menumpang kapal Djohor Maru, keduanya berlayar ke Jepang pada Februari 1933. Di Jepang, Hatta-yang ikut dengan alasan meredakan ketegangan-kaget oleh sambutan media massa negeri itu.

Baru saja kapal bersandar di Pelabuhan Kobe, para wartawan telah menunggunya di tangga kapal dan menyapanya. Mereka menyebut dia dengan julukan "Gandhi of Java". Tiga bulan di Jepang, hari-hari Hatta terisi oleh undangan demi undangan: dari Wali Kota Tokyo, menteri pertahanan, dan parlemen Jepang. Keduanya kembali ke Indonesia pada awal Mei 1933.

Beberapa saat kemudian, Mak Etek Ayub ditangkap. "Ayah dianggap pro-Jepang. Apalagi Ayah menyekolahkan kakak saya, John Rais, di Universitas Waseda,"kata Iskandar Rais, 73 tahun, putra Mak Etek Ayub.

Hatta sendiri tidak berdaya melihat Mak Etek Ayub ditawan Jepang. Untunglah Jepang kemudian takluk kepada sekutu. Ayub lantas dibebaskan dari Penjara Cilacap. Tapi, kesehatannya terus menurun. Penyakit liver yang dia derita sejak dalam tahanan tak pernah pulih seperti semula. Pada akhir 1948, Mak Etek Ayub Rais meninggal dunia di rumahnya di Bogor pada usia 53 tahun.

Hatta mendapat berita duka itu di daerah pembuangannya di Bangka. Beberapa kali semasa menjadi wakil presiden dan sesudah pensiun, Hatta berziarah ke makam itu secara diam-diam. Tak seorang pun tahu bagaimana Hatta menekuri tahun-tahun yang lewat bersama Mak Etek Ayub Rais di sisi nisan tersebut. Boleh jadi karena kedekatan mereka, menjelang kemerdekaan, para tetua Minang di Jakarta sempat berikhtiar untuk menjodohkan Bung Hatta dengan Nelly, putri sulung Mak Etek Ayub Rais. Tapi, sifat keduanya rupanya bersimpang jauh.

Nelly Rais, anak seorang saudagar kaya yang besar di Jakarta. Sementara itu, Hatta adalah pemuda perantau yang besar dalam lingkungan puritan. Toh, Hatta mengingat Mak Etek Ayub Rais seakan ayahnya sendiri. Nama Mak Etek ia tebar dalam buku memoarnya. Di rumah kelahiran Bung Hatta di Aur Tajungkang, Bukit Tinggi, foto hitam-putih Mak Etek Ayub digantung di depan kamar kakek Bung Hatta.

Ketika TEMPO berkunjung ke rumah itu pada Juni silam, foto itu masih tetap ada di sana. Wajah Ayub Rais yang setengah tertawa terbingkai dalam pigura yang sudah kusam dimakan waktu. Tawanya seperti mengingatkan kembali masa-masa bahagianya bersama Hatta, si anak cie pamaenan mato, anak yang mengundang kasih sayang.

Sumber:
Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman
Seri Buku Tempo: Bapak Bangsa
14-17
model cetak jadikan PDF
Sharing:   Facebook Twitter Google Yahoo MySpace Digg Delicious Reddit StumbleUpon Furl Spurl Shadows Technorati

Halaman   <<        >>  
Jurnal
Contact Universitas Bung Hatta
Email rektorat@bunghatta.ac.id
humas@bunghatta.ac.id
Phone 0751-7051678
Fax 0751-7055475

Online Chat

  

  

LiveZilla Live Help
Copyrights © 2024 Universitas Bung Hatta | Peta Situs | Pengelola | Kontak | Login
Dikembangkan oleh Pustikom Universitas Bung Hatta
Universitas Bung Hatta on Universitas Bung Hatta on RSS Universitas Bung Hatta on Facebook Universitas Bung Hatta on Twitter Universitas Bung Hatta on Youtube Universitas Bung Hatta on Linkedln
Alamat IP anda: 3.144.48.135