Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Arif Havas Oegroseno Deputi Kedaulatan Maritim RI Berikan Kuliah Umum Mahasiswa FPIK UBH
Rabu, 06 Mei 2015 Informasi Kampus

Arif Havas Oegroseno Deputi Kedaulatan Maritim RI Berikan Kuliah Umum Mahasiswa FPIK UBH

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta mengadakan kuliah umum yang dibalut dalam rangkaian Bung Hatta Memorial Lecture Series Tahun 2015 dengan mendatangkan Arif Havas Oegroseno, SH, LLM Deputi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia yang bertempat di Aula Balirung Caraka Gedung B Kampus Proklamator, Rabu (06/05/2015).

Kuliah umum ini diikuti lebi dari 300 peserta yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan fakultas lainnya di Universitas Bung Hatta, pimpinan dan dosen Universitas Bung Hatta, Kepala Sekolah dan pelajar SMK Kelautan di Sumatera Barat termasuk SUPM Pariaman, SMK Pelayaran dan Akademi Maritim. Turut hadir juga Ketua Badan Pengurus Yayasan Pendidikan Bung Hatta, Prof. Dr. Ir. Fachri Ahmad, M.Sc.

Dekan Fakultas Perikan dan Ilmu Kelautan Ir. Mas Eriza, M.Si menyampaikan kuliah umum ini merupakan kerjasama antara fakultas dengan Menteri Koodinator Bidang Maritim Republik Indonesia dengan mengangkat topik kepemimpinan indonesia sebagai strategi diplomasi maritim menuju poros maritim dunia.

“Dengan kegiatan ini semoga dapat memberikan pemahaman dan menambah wawasan kepada mahasiswa khususnya dan peserta tamu undangan lainnya mengenai peranan Indonesia dalam dunia maritim,” ungkapnya.

Rektor Universitas Bung Hatta Prof. Dr. Niki Lukviarman, SE, Akt, MBA, CA menyampaikan kuliah umum ini merupakan kegiatan kedua dari rangkaian kegiatan Bung Hatta Memorial Lecture Series untuk tahun 2015 yang sebelumnya dibuka dengan kedatangan Ketua BPK RI Dr. H. Harry Azhar Azis, MA. Kedatangan tokoh besar nasional yang hadir ke kampus proklamator ini menjadi agenda penting dalam memberikan pengalaman, pemahaman dan pandangan mereka kepada para mahasiswa.

“Universitas Bung Hatta sebagai kampus yang menginisiasi terbentukanya Forum Akademik Samudera Hindia dalam upaya untuk memanfaatkan potensi sumber daya dari Samudera Hindia yang berhadapan langsung dengan Indonesia terutama dengan kampus proklamator ini,” jelasnya.

Ia juga mengatakan selain dengan telah terbentuknya Forum Akademik Samudera Hindia yang melibatkan perguruan tinggi dalam maupun luar negeri ini, Universitas Bung Hatta juga ikut ambil bagian dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) untuk mendukung Indonesia keketuaan Indonesian IORA pada periode 2015-2017.

“Dengan kuliah umum ini kita dapat menggali lagi dan manambah pemahaman dalam mendukung program pemerintah dimana Indonesia menuju poros maritim dunia,” ujanrnya.

Pada kesempatan ini Arif Havas Oegroseno yang juga menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa memaparkan materi mengenai Leadership Indonesia di
Indian Ocean Rim Association (IORA) Peran dan Kontribusi Sumatera Barat.

Ia menyampaikan kebijakan kelautan Indonesia sudah ada lama seperti dalam Deklarasi Djuanda, Perundingan UNCLOS III, Diplomasi Perbatasan, Pengelolaan Selat Malaka dan Singapura dan lain halnya. Sementra itu dalam pemerintahan Jokowi-JK kebijakan kelautan Indonesia untuk menjadi proros maritim dunia dan dibentuknya Lembaga Kemenko Maritim

“Terdapat 5 pilar Kebijakan Kelautan pemerintahan Jokowi-JK yaitu budaya kemaritiman, ekonomi kemaritiman, infrastruktur kemaritiman, diplomasi kemaritiman dan kemananan kemaritiman. Sementara itu dalam kaitannya IORA terdapat 6 program prioritas kerjasama yaitu keselamatan dan keamanan maritim, perdagangan dan investasi, manajemen perikanan, manajemen risiko bencana, kerjasama akademik dan IPTEK serta pariwisata dan pertukaran budaya,” uangkapnya.

Dalam keketuaan Indonesia pada IORA 2015-2017 tentunya tidak hanya sekedar untuk menjadi ketua namun juga menjadi pemimpin. Terdapat beberapa peran penting dan kontribusi Sumatra Barat baik dari akademisi dan pemerintah daerah dalam mendukung program kerjasama IORA.

“Misalnya dalam dunia pendidikan melalui kerjasmaan perguruan tinggi di sekitar samudera hindia untuk melakukan penelitan-penelitian yang strategis, kelautan/hidrografi, lingkungan, keanekaragaman hayati laut dan perikanan. Kemudian membangun Sister City/Sister Province, membangun jaringan kerjasama tsunami early warning dan pariwisata,” tambahnya. (**Ubay-Humas UBH)