Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Kurangi Resiko Tsunami Dengan Penilaian Pembangunan Infrastruktur di Kota Padang
Selasa, 30 September 2014 Informasi Kampus

Kurangi Resiko Tsunami Dengan Penilaian Pembangunan Infrastruktur di Kota Padang

Kota Padang sangat rentan terhadap ancaman bencana gempa dan tsunami, untuk itu perlu dilakukan penilaian resiko dampak tsunami dan implementasinya terhadap pembangunan infrastrukstur di Kota Padang.

Dalam pemaparannya, Dr. Rini Mulyani, M.Sc (Eng) Dosen Universitas Bung Hatta saat Seminar Nasional Kebencanaan dengan tajuk Aspek Kebencanaan dalam pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana yang bertempat di Aula Balirung Caraka Gedung B Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Sabtu (30/09/2014).

Ia menyampaikan sekilas mengenai Tsunami dan penyebab terjadinya. Tsunami merupakan serangkaian gelombang yang ditimbukan akibat adanya gangguan secara tiba-tiba (impulsive) yang mengebabkan pemindahan sejumlah besar air pada lautan. Tsunami telah dikaji terlebih dahulu oleh negara jepang sehingga wajar saja kata Trunami berasal dari bahasa Jepang.

“Banyak hal yang dapat menyebabkan tsunami seperti dari gempa bumi, eruspis gunung merapi, longsor pada dasar laut dan benturan metero. Namun yang menjadi pembahasan penting saat ini penyebab tsunami oleh adanya gempa besar,” ungkapnya lulusan magister dan doktoral University of Sheffield Inggris ini.

Tsunami memiliki karakteristik perpindahan volume air laut terjadi mulai dari dasar hingga kepermukaan air laut, memiliki panang gelombang yang besar bisa mencapai 500 km pada laut dalam dan memiliki periode gelombang yang besar bisa mencapai 2000 detik pada laut dalam.

“Kecepatan tsunami dapat berubah-ubah berdasarkan kedalaman laut dan kecepatan dan panjang gelombang trunami dapat berkurang saat mendekati pantai akan tetapi memiliki ketinggian yang semakin meningkat, kecepatan rata-rata tsunami bila sampai daratan bisa mencapai 36 km/jam jauh lebih lambat dibandingkan oleh pelari profesional dengan kecepatan rata-rata bisa mencapai 10 km/jam,” ungkapnya.

Untuk itu perlu dilakukan penilaian resiko terjadinya tsunami di Kota Padang dengan melakukan kajian dari konsisi tektonik di Sumatra, zona wilayah gempa dan kegempaan di sumatra hingga harus mengenal karakateristik tsunami yang diakibatkan gempa di Sumatera.

Dalam penilaian akan bahaya tsunami, Rini menyampaiakn terdapat beberapa metode seperti metode probabilistik vs metode deterministik. “Dalam penilaian tersebut dapat dilihat simulasi sejauhmana hubungan empiris ketinggian tsunami di sumatera, kemudian dikembangkan dan dilakukan perhitungan kecepatan tsunami berdasakan riwayat pernah terjadinya tsunami,” ujarnya.

Rini mengatakan perlu dilakukan perancangan bangunan dan gedung yang tahan terhadap tsunami. Gedung ini merupakan gedung ekseisting ataupun baru yang akan digunakan untuk shalter ketiak terjadi evakuasi vertikal. Gedung tahan tsunami harus memenuhi persyaratan ssebagai berikut bila terjadi tsunami dengan resiko rendah maka strukstur bangunan harus tetap kokoh berdiiri dan tidak terjadi kerusakan struktural dan nonstrukrtual.

‘Kemudian bila resiko sedang maka struktur bangunan harus kokoh berdiri tapi boleh terjadi nonstrukrtual sedangkan bila resiko tinggi maka struktur bangunan harus tetap kokoh berdiri, boleh terjadi nonstrukrtual dan struktural pada kolom dan balok tapi banguan tidak roboh,” sebutnya

“Dalam merancang banguan tahan tsunami akan beda dengan banguanan tahan gempa, bila tahan gempa bangunan harus menggunakan bahan yang ringan sedangkan untuk bangunan tsunami harus menggunakan material yang berat,” tambahnya. (**Ubay-Humas UBH)