Universitas Bung Hatta

Menuju Perguruan Tinggi Berkelas Dunia

Bg Universitas Bung Hatta
Seminar Nasional Kebencanaan: Perlu Strategi Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Bencana
Selasa, 30 September 2014 Informasi Kampus

Seminar Nasional Kebencanaan: Perlu Strategi Pembangunan Infrastruktur di Kawasan Bencana

Memperingati 5 tahun gempa besar Sumatra Barat yang terjadi pada 30 September 2009 lalu, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta mengadakan kegiatan Seminar Nasional Kebencanaan dengan tajuk Aspek Kebencanaan dalam pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana yang bertempat di Aula Balirung Caraka Gedung B Kampus Proklamator I Universitas Bung Hatta, Sabtu (30/09/2014).

Ketua Pelaksana, Dr. Zulherman, ST, M.Sc menyampaikan kegiatan seminar ini bertujuan untuk memperingati gempa besar yang melanda Sumatra Barat khususnya Kota Padang yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dan rusaknya infastrukstur. Selain itu juga dengan kegiatan ini dapat menjadi bahan untuk mengevalusi sejauhmana infastrukstur fisik yang ada di Sumatra Barat tahan akan gonjangan gempa dan hantaman tsunami.

“Dalam seminar ini kita dapat berdiskusi dari hasil kajian-kajian dari para pemateri seputar kegempaan dan mengurangi risiko dampaknya serta bagaimana merancang bangunan di kawasan rawan gempa,” sebutnya Zulherman yang menjabat juga sebagai Ketua Jurusan Teknik Ekonomi Konstruski Universitas Bung Hatta.

Dalam sambutan pembukaannya, Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Ir. Hendri Warman, MSCE menyampaikan perlunya dilakukan kajian yang mendalam mengenai dampak bencana terhadap infrastrukstur di Suamatra Barat karena termasuk wilayah rawan bencana.

“Sebagai institusi pendidikan, tentunya peran perguruan tinggi sangat penting dan menjadi garda terdepan dalam melakukan kajian-kajian kegempaan dan struktur bangunan untuk memberikan input kepada pemerintah dalam membuat kebijakan terhadap dunia konstruksi,” ujarnya.

Seminar nasional ini menghadirkan pembicara utama Ir. Hedrianto W. Husaini, MSCE, M.Si dari Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia dengan topik materi pembangunan infrastruktur di kawasan rawan bencana

Selain itu juga terdapat 3 pemateri laginnya yang dibahas secara panel yatu Prof. Ir. Mahsyur Irsyam, MSE, Ph.D, Prof. Dr. Ir. Nasfryzal Carlo, M.Sc dan Dr. Rini Mulyani, M.Sc (Eng) dengan moderator Dr. Ir. Eko Alvares Z, MSA dan diikuti lebih dari 250 peserta yang tersiri dari mahasiswa, pejabat pemerintahan di sumbar hingga praktisi dunia jasa konstruski.

Ir. Hedrianto W. Husaini, MSCE, M.Si menyampaikan aspek ekonomi dan aspek lingkungan selalu menjadi pertimbangan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Padahal sebagai supermarket bencana pembangunan infrastruktur di Indonesia harus mempertimbangkan aspek kebencanaan karena Indonesia memiliki berbagai macam variasi alam dengan karakteristik masing-masing.

“Berbicara masalah planning infrastruktur, Universtias Bung Hatta sudah tepat sebagai perguruan tinggi terkemuka di kawasan bencana mengadakan kegiatan ini dalam rangka sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan bila Indonesia tidak paham mengenai kebencanaan itu sangat konyol sekali. Kekayaan dan keindahan alam serta lokasi Indonesia yang strategis sehingga dalam pembangunan infrastruktur sangat rumit dan penting sebagai upaya mitigasi bencana dan pascabencana.

“Pembanguan infrastruktur diharapkan sesuai dengan kedaerahan sesuai dengan penerapan tata ruang microzoning. Mudah-mudahan Kota Padang segera memiliki peta kebencanaan secara detai disesuaikan dengan karakteristik tanah di daerah masing-masing,” ujanya.

Hedrianto mengatakan seharusnya tiap daerah yang berada di kawasan bencana harus memiliki bangunan di satu kawasan yang diandalkan untuk menjamin keselamatan masyarakat banyak sebagai upaya mitigasi bencana. Di Kota Padang, bisa dibuatkan satu tempat yang multifungsi misalnya saja jalan di by pass dapat menjadi lapangan terbang untuk dapat mendarat pesawat herkules bila sewaktu-waktu terjadi bencana.

"Untuk itu dalam membangun infrastruktur di daerah rawan gempa perlu teknologi yang mutakhir dan update sehingga diharapkan dalam melakukan pembangunan itu tidak hanya mementingkan aspek ekonomi dan lingkungan saja tetapi askpek kebencanaan yang berhubungannya dengan nyawa manusia," ungkapnya. (**Ubay-Humas UBH)